Salah satu daerah yang menjadi pusat
penyebaran awal Islam di Sulawesi Barat adalah di wilayah Desa Batetangnga
(Biru dan Penanian) Kec. Binuang, Kab. Polewali Mandar. Islam masuk di daerah
ini diperkirakan akhir abad XVI hingga awal abad XVII (sekitar tahun 1600-an
yang dibawa oleh Aji (haji) Sande (lebih dikenal sebagai Tosalama di Penanian, Guru Bulo, dan
ada sumber yang mengatakan bahwa nama beliau adalah Syekh Kamaluddin) bersama
muridnya Pua Kilala (nama gelar) dari
Tomadio (Campalagian).
(Catata: Artikel ini sebelumnya pernah dimuat pada situs blog: http://sulobassi.blogspot.co.id)
Dalam historiografi Islam di Polewali
Mandar, salah satu Tokoh penyebar Islam awal yang terkenal adalah Syekh Abdurrahim Kamaluddin Tosalama di
Binuang yang berhasil meng-Islamkan Mara'dia
Balanipa ke-IV Kanna i Pattang Daetta
Tommuane setelah meng-Islamkan Mara'dia
Pallis Kanna i Cunang sekitar tahun 1610. Sezaman dengan Sippajollangi Arung Binuang (masih butuh
penelitian lanjut apakah telah memeluk islam waktu itu atau tidak).
Setidaknya ada dua versi mengenai
keterkaitan antara kedua Tosalama
ini. Versi pertama mengatakan bahwa Tosalama
di Penanian adalah "partnert" dakwah dari Tosalama di Binuang. Versi kedua mengatakan bahwa Tosalama di Binuang adalah anak dari Tosalama di Penanian, hasil
pernikahannya dengan putri pemangku adat setempat.
![]() |
Gambar: Al Quran peninggalan Syekh Kamaluddin alias Haji Sande' alias Tosalama di Penanian Yang menyebarkan islam di Wilayah Batetangnga pada akhir tahun 1500 an. |
Peninggalan dari Tosalama Penanian
hingga kini masih terawat dengan baik yaitu berupa Al Quran Tulisan Tangan. Al
Quran tersebut kini berada di tangan Dr. Adnan Nota, M.Si, yang merupakan
pewaris Al Quran tersebut. Al Qur'an ini memang diwariskan secara turun temurun
dari generasi ke generasi mulai dari Tosalama
Penanian hingga Imam/Tokoh islam selanjutnya. Peninggalan lainnya berupa Kitab
Tahlilan yang ditulis langsung oleh Pua
Kilala (Murid Tosalama Penanian).
Penyebaran Islam di Batetangnga
kemudian dilanjutkan oleh Tomitindo
Cakkiri'na yang merupakan saudara dari Tomitindo
Tondo'nga dan Tomitindo Tumbiling.
hanya saja situs, catatan, tradisi lisan dan sumber sejarah dan mengenai tokoh
ini masih sangat minim dan belum banyak dikaji secara ilmiah.
Sejarah islam di Batetangnga
selanjutnya terputus hingga sekitar tahun 1920-1940 an. Tokoh Islam yang
terkenal periode ini adalah Tongguru
Rida' (KH.Rasyid Ridha, Imam Tonyamang berasal dari Campalagian),
KH.Maddappungan (Qadhi Campalagian, Guru dari Imam Lapeo, dan rekan dakwah
Syekh Hasan Yamani di Campalagian), Qadhi Binuang, dll.
Jika anda tahu atau pernah ke Biru
(Polewali), maka sesungguhnya di sana ada bekas mesjid tua (ingat permandian
Biru, Kanang, nah...lokasinya dkat2 situ. hehehe) yang sekarang tinggal
pondasi. Masjid ini tempat KH.Maddapungan, Qadhi Campalagian, KH. Machmuda,
Qadhi Binuang yang berasal dari Soppeng, dan ulama lainya mengajarkan islam
bagi Masyarakat Batetangnga akhir 1920 an hingga awal 1930. tahun 1942 KH.
Rasyid Ridha (disebut juga Imang Tonyamang) dari Campalagian mendirikan
Madrasah Arabiyah Islamiyah disini. Walaupun pengajianya cuman di pusatkan di Mesjid
dan kolong rumah Imam Mesjid. Madrasah inilah cikal bakal berdirinya Pondok
Pesantren Al Ihsan DDI Kanang.
![]() |
Gambar: Sisa pondasi bekas mesjid tua di Biru |
Salah satu tokoh bernama H.Syamsuddin
Mangnganja' atau yang lebih dikenal Sebagai Tongguru
Rawali. Beliau bersama H. Nota (ayah dari Drs. Adnan Nota). H. Latung, H.
Cora dkk adalah generasi pertama remaja dari Batetangnga yang nyantri ke
Campalagian (di bawah bimbingan KH. Maddapungan) dan beberapa daerah lain. Masa
penjajahan Jepang beliau nyantri lagi di bawah bimbingan KH. Rasyid
Ridha/Tongguru Rida'. Setelah Tongguru Rida' kembali ke Tonyamang, Beliau dan
kawan-kawan seperjuangannya melanjutkan pengajian di Mesjid dan Madrasah
Arabiyah Islamiyah di Biru. Beliau yang juga akrab dikenal sebagai Aji Keccu (haji
yang postur tubuhnya kecil.) sempat menjabat sebagai Imam Biru dan Imam Desa di
Mesjid Nuruh Huda Kanang, Batetangnga. Selain itu beliau pernah menjabat
sebagai Matua ada' (Pattola Ada') di Batetangnga
menggantikan ayahnya. Beliau yang lahir pada tahun 1922 meninggal di Biru tahun
2014.
![]() |
Gambar: H.Syamsuddin Mangnganja' atau yang lebih dikenal Sebagai Tongguru Rawali mengenakan songkok kuning |
Penulis: Mujahidin Musa, S.Pd.
(Alumni Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di UNM dan Mantan Ketua Umum KKPMB)
0 komentar:
Post a Comment