Pendidikan dan kebudayaan merupakan
suatu aspek yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang bisa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang ada pada
adat istiadat serta kebudayaan yang ada. Pendidikan seharusnya diajarkan dengan
peran utamanya mengembangkan serta melestarikan kebudayaan dalam berbangsa dan
bernegara.
Pendidikan tanpa dilandasi adanya
kebudayaan akan menyebabkan hilangnya jati diri suatu bangsa. Pendidikan
merupakan sarana utama upaya melestarikan setiap kebudayaan yang ada, sehingga
suatu bangsa akan terus memiliki jati dirinya.
Pada era yang serba modern sekarang
ini, banyak sekali generasi muda penerus bangsa yang lupa akan kebudayaan bangsanya
sendiri. Mereka lebih suka mengadopsi kebudayaan asing seperti kebudayaan dari
negara barat ataupun dari Negara Arab. Sebagai contoh, mereka memilih
meninggalkan busana tradisional dan menggantinya dengan busana yang mereka
anggap lebih modern, mereka malu menggunakan bahasa daerah, dan memilih untuk
melupakannya,
enggan belajar tari tradisional dan
menggantinya dengan tari modern. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus,
maka dikhawatirkan kekayaan budaya yang ada akan lenyap tanpa adanya penerus
bangsa, sehingga bangsa kita akan kehilangan jati dirinya.
Jika sebuah bangsa kehilangan jati
dirinya, maka akan sangat sulit bagi bangsa tersebut untuk bersaing dengan
Negara – Negara lain sehingga kedaulatan negaranya akan dipertanyakan. Untuk
itulah maka peran pendidikan dalam proses pengajaran nilai-nilai budaya sangat
diperlukan. Dalam prakteknya, peningkatan pendidikan mengenai budaya bangsa
perlu ditingkatkan secara serius karena pada era globalisasi sekarang ini,
segala informasi dan kebudayaan dari Negara lain akan datang tanpa adanya
proses filterisasi, jika tidak ditangani secara cepat dan serius, dikhawatirkan
mental para generasi penerus bangsa akan mengalami kemunduran dan berkurangnya
kepekaan terhadap budaya bangsa sendiri.
Langkah awal yang bisa dilakukan
pemerintah adalah mengembalikan lagi proses belajar mengajar yang kurikulumnya
berdasarkan kebudayaan yang ada di Indonesia. Lebih menjunjung tinggi
kebudayaan yang ada dan berusaha menghidupkan kembali setiap kebudayaan melalui
lomba – lomba ataupun mengadakan festival pecah budaya. Jika semua ini
dijalankan sesering mungkin, maka dampak positif yang ada akan lebih cepat
dirasakan karena efek yang langsung kedalam individu generasi muda penerus
bangsa.
Penulis: M. Irfan
(Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah di UNM dan Ketua KKPMB)
0 komentar:
Post a Comment